Kisah ini terjadi pada sahabat Abdullah bin Jafar. Pada suatu hari Abdullah bin jafar ketika dalam perjalanan menuju ladangnya melewati kebun kurma milik seseorang. Dilihatnya seorang anak laki-laki kecil berkulit hitam, yang ternyata adalah seorang budak yang bekerja di kebun kurma itu.
Abdullah melihat budak kecil itu tengah membuka bekal makan siangnya saat istirahat. Mendadak ada seekor anjing yang tampak kelaparan memasuki kebun kurma. Anjing itu mendekati anak kecil tersebut. Lidahnya menjulur-julur seolah menunjukkan bahwa ia tengah kelaparan.
Budak kecil tersebut melihatnya dan timbullah rasa iba. Dan tanpa berpikir panjang ia mengambil sepotong makanannya lalu diberikan kepada anjing itu. Dengan amat lahapnya si anjing memakannya. Si anjing kembali mendekati si budak kecil tersebut seolah-olah minta makanan lagi.
Si budak kecil tersenyum. Diberikannya sepotong makanan lagi pada anjing yang lantas memakannya dengan lahap. Tetapi itu pun belum cukup bagi si anjing, hingga ia menatap lagi kepada si budak kecil tersebut.
Kembali si budak kecil itu memberikan sepotong makanannya lagi. Hingga habislah semua perbekalan makan siangnya.
Dari tempat yang jauh Abdullah melihat dengan keheranan. Karena sangat penasaran lantas ia pun datang menghampiri si budak kecil tersebut.
"Hei, nak! Berapa banyak perbekalan makan siangmu yang kau bawa?" Budak kecil menjawab, "Sebanyak makanan yang telah kuberikan kepada anjing ini tuan."
Abdullah tambah keheranan, lalu ia bertanya, Jika demikian, mengapa pula engkau lebih mengutamakan anjing ini dibandingkan dirimu sendiri? Mengapa engkau malah memberikan semua bekal makan siangmu kepada anjing ini?
Si budak kecil menjawab, "Tuan saya kira anjing ini datang dari jauh, karena tidak ada anjing di sekitar sini. Dan saya tahu ia sedang sangat kelaparan."
Abdullah termenung mendengar penuturan budak kecil tersebut. Serasa diiris sembilu hatinya mengetahui kebaikan budak kecil di depannya tersebut. Begitu mulia hati anak kecil itu, kedermawanannya jauh melebihiku, katanya dalam hati.
"Siapakah tuanmu? Aku ingin berjumpa, tolong panggilkan!" kata Abdullah bin Jafar. Lalu budak kecil tersebut menyebutkan dan mempertemukannya dengan tuan si budak tersebut.
Setelah bertemu dengan tuan si budak kecil tersebut, Abdullah bin Jafar mengutarakan keinginannya. Ia ingin membeli kebun kurma itu berikut seluruh peralatan untuk bekerja di kebun itu, termasuk juga budak kecil berhati mulia itu. Sang majikan bersedia memenuhi permintaan Abdullah bin Jafar tersebut.
"Nak, mulai sekarang engkau menjadi orang merdeka. Dan mulai sekarang ini juga, kebun kurma berikut seluruh alat-alat kerja di kebun ini semua menjadi milikmu," kata Abdullah bin Jafar.
Dan jadilah kini budak kecil itu pemilik baru kebun kurma tersebut. Budak kecil itu hanya memberikan beberapa potong roti kepada anjing tersebut, tapi Allah membalasnya dengan satu bidang kebun. "Sedekah itu sesuatu yang ajaib," kata Rasulullah. "Bukan tiga potong roti itu esensi dasar penghargaan Allah. Tapi karena empatinya terhadap sang anjing, karena tiga potong roti itu merupakan kekayaan yang ia miliki dan ia rela mengorbankan nafkahnya untuk hari itu."
"Tidak akan kamu mendapatkan kebaikan yang sempurna, sampai kamu menafkahkan apa yang kamu cintai". (QS. Ali Imran: 92).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar