Seorang pengangguran melamar pekerjaan sebagai "office boy" di Istana Negara (kantor SBY). Roy Suryo (yang kebagian tugas waktu itu) mewawancarai dia dan melihat dia membersihkan lantai sebagai tesnya.
"Kamu diterima," katanya.
"Berikan alamat e-mailmu dan saya akan mengirim formulir utk diisi dan pemberitahuan kapan kamu mulai bekerja."
Laki-laki itu menjawab, "Tapi saya tidak punya komputer, apalagi e-mail."
"Maaf?" kata Roy Suryo. "Kalau kamu tidak punya e-mail, berarti kamu tidak hidup. Dan siapa yg tidak hidup, tidak bisa diterima bekerja."
Laki-laki itu pergi dgn pikiran yang kosong. Dia tidak tahu apa yg harus dilakukan hanya dgn Rp.100.000 di dlm kantongnya. Kemudian ia memutuskan utk pergi ke Pasar Minggu dan membeli 10 kg peti tomat. Ia menjual tomat itu dari rumah ke rumah.
Kurang dari 2 jam, dia berhasil melipatgandakan modalnya. Dia melakukan kerjanya tiga kali dan pulang dgn membawa Rp.300.000 Dia pun sadar bahwa dia bisa bertahan hidup dgn cara ini. Ia mulai pergi bekerja lebih pagi dan pulang larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari. Dia pun membeli gerobak, lalu truk,kemudian akhirnya ia memiliki armada kendaraan pengirimannya sendiri.
Tiga tahun kemudian, laki-laki itu sudah menjadi salah satu pengusaha makanan terbesar di Indonesia, dan diundang ke Istana Negara untuk menerima penghargaan Swakarya. Pada sesi tanya jawab dengan wartawan, ada yg menanyakan alamat website perusahaannya.
Laki-laki itu menjawab, "Saya tidak punya e-mail, apalagi website"
Sang wartawan bertanya dgn penasaran, "Anda tidak memiliki e-mail, tapi sukses membangun sebuah usaha besar. Bisakah Anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau Anda punya e-mail?!"
Laki-laki itu berpikir sejenak lalu menjawab, "Ya, saya mungkin masih jadi office boy di Istana Negara!!"
Roy Suryo yang kebetulan lewat langsung menajamkan telinganya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar