Jasa orangtua amat besar dan sulit terbalas oleh anak-anaknya selama hidupnya. Dalam Anguttara Nikaya Bab IV ayat 2 Sang Buddha memberikan perumpamaan sebagai berikut : “Bila seorang anak menggendong ayahnya dipundak kiri dan ibunya di pundak kanan selama seratus tahun, maka anak tersebut belum cukup membalas jasa kebaikan yang mendalam dari orangtuanya.”
Anak-anak amat berhutang budi kepada orangtuanya. Tanpa kasih sayang dan pengorbanan orangtua, anak-anak tidak mungkin dapat hidup bahagia. Sang Buddha pernah mengatakan bahwa orangtua laksana “Brahma” bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, anak-anak seyogyanya berbakti kepada orangtuanya. Anak-anak seyogyanya merasa gembira dan bahagia bila berkumpul dengan orangtuanya. Anak-anak seyogyanya berlaku baik dan sopan terhadap orangtuanya.
Dalam Dhammapada bab XXIII ayat 332, Sang Buddha bersabda, “Berlaku baik terhadap ibu merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap pertapa merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini, berlaku baik terhadap Para Ariya juga merupakan kebahagiaan.”
Anak–anak seyogyanya berusaha melakukan kewajibannya sebagai anak dengan sebaik-baiknya. Dalam Sigalovada Sutta diuraikan mengenai 5 macam kewajiban anak kepada orangtuanya, yaitu,
Merawat dan menunjang kehidupan orangtuanya terutama dihari tua mereka.
Membantu menyelesaikan urusan-urusan orangtuanya.
Menjaga nama baik dan kehormatan keluarganya.
Mempertahankan kekayaan keluarga, tidak menghambur-hamburkan harta orangtua dengan sia-sia.
Memberikan jasa-jasa kebahagiaan kepada orangtuanya yang telah meninggal dunia.
Dalam Angguttara Nikaya Bab IV ayat 2, Sang Buddha juga memberikan petunjuk mengenai cara terbaik untuk membalas budi dan jasa kebaikan orangtuanya, yaitu sebagai berikut :
“Apabila anak dapat mendorong orangtuanya yang belum mempunyai keyakinan terhadap Tiratana (Buddha, Dhamma, dan Sangha), sehingga mempunyai keyakinan kepada Tiratana; apabila anak dapat membuka mata hati orangtua untuk hidup sesuai dengan Dhamma, membimbing mereka untuk memupuk kamma baik, berdana, melaksanakan sila, mendorong mereka mengembangkan kebijaksanaan, maka anak tersebut dapat membalas budi dan jasa-jasa kebaikan orangtuanya.”
Sesungguhnya, dengan berbuat demikian, selain anak tersebut telah membalas jasa-jasa orangtuanya, ia juga telah menumpuk karma-karma baik bagi dirinya sendiri.
Anak-anak amat berhutang budi kepada orangtuanya. Tanpa kasih sayang dan pengorbanan orangtua, anak-anak tidak mungkin dapat hidup bahagia. Sang Buddha pernah mengatakan bahwa orangtua laksana “Brahma” bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, anak-anak seyogyanya berbakti kepada orangtuanya. Anak-anak seyogyanya merasa gembira dan bahagia bila berkumpul dengan orangtuanya. Anak-anak seyogyanya berlaku baik dan sopan terhadap orangtuanya.
Dalam Dhammapada bab XXIII ayat 332, Sang Buddha bersabda, “Berlaku baik terhadap ibu merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap pertapa merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini, berlaku baik terhadap Para Ariya juga merupakan kebahagiaan.”
Anak–anak seyogyanya berusaha melakukan kewajibannya sebagai anak dengan sebaik-baiknya. Dalam Sigalovada Sutta diuraikan mengenai 5 macam kewajiban anak kepada orangtuanya, yaitu,
Merawat dan menunjang kehidupan orangtuanya terutama dihari tua mereka.
Membantu menyelesaikan urusan-urusan orangtuanya.
Menjaga nama baik dan kehormatan keluarganya.
Mempertahankan kekayaan keluarga, tidak menghambur-hamburkan harta orangtua dengan sia-sia.
Memberikan jasa-jasa kebahagiaan kepada orangtuanya yang telah meninggal dunia.
Dalam Angguttara Nikaya Bab IV ayat 2, Sang Buddha juga memberikan petunjuk mengenai cara terbaik untuk membalas budi dan jasa kebaikan orangtuanya, yaitu sebagai berikut :
“Apabila anak dapat mendorong orangtuanya yang belum mempunyai keyakinan terhadap Tiratana (Buddha, Dhamma, dan Sangha), sehingga mempunyai keyakinan kepada Tiratana; apabila anak dapat membuka mata hati orangtua untuk hidup sesuai dengan Dhamma, membimbing mereka untuk memupuk kamma baik, berdana, melaksanakan sila, mendorong mereka mengembangkan kebijaksanaan, maka anak tersebut dapat membalas budi dan jasa-jasa kebaikan orangtuanya.”
Sesungguhnya, dengan berbuat demikian, selain anak tersebut telah membalas jasa-jasa orangtuanya, ia juga telah menumpuk karma-karma baik bagi dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar