Rabu, 06 Februari 2013

2 Bibit Tanaman

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar disebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam ditanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku diatas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku”.

Dan bibit itupun tumbuh makin menjulang,



Bibit kedua bergumam, “Aku takut, jika kutanamkan akarku kedalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui didalam sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku pasti akan terkoyak.”

“Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. Tidak. Akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”



Dan bibit itupun menunggu dalam kesendiriannya.

Beberapa pekan kemudian seekor ayam menggilas tanah itu, menemukan bibit kedua tadi dan mencaploknya segera.

Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita alami dalam hidup. Namun seringkali kita ada dalam situasi ketakutan, kengerian, pesimistis, keraguan dan kebimbangan, yang kita ciptakan sendiri.

Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tidak mau melangkah dan tidak mau menatapa hidup. Kerap kali kita terpenjara oleh pola pikir kita sendiri yang membawa aura negative terhadap diri kita, yang kemudian mempengaruhi tindakan kita menjadi negative pula dan akhirnya memilih untuk mundur ataupun diam, tidak melakukan apa-apa.

Dan karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah dengan gagah. Karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar