Minggu, 09 Juni 2013

Kisah Seorang Kuli Bangunan

4 hari yang lalu, seorang ayah tanpa sengaja mendengar percakapan sang istri yang tengah menasehati anaknya yang merasa rendah diri karena ayahnya hanya seorang tukang batu (kuli).

“Nak, apakah kamu tau? bagaimana gedung2 bertingkat & apartemen mewah itu bisa berdiri?? jalan tol & jembatan layang bisa dibangun?? pelabuhan & bandara bisa di gunakan???

Semua membutuhkan orang2 seperti ayahmu untuk mengerjakannya,  memang ada para pengusaha & investor untuk membiayainya.



Ada arsitek & desain interior yg merancangnya, juga ada para manager & mandor yg mengawasi jalannya pekerjaan itu,

Tapi tanpa ada orang-orang seperti ayahmu yang menggali tanah, mengaduk pasir & semen, kemudian
menjadikannya sebuah tembok kokoh yg tidak mudah ambruk, semua impian mrk tdk akan terwujud tanpa orang2 seperti Ayahmu” ungkap si ibu kepada putranya.

“Di setiap rumah sakit, bank, gedung perkantoran, terdapat sidik jari & butiran keringat org2 spt ayah mu yg melekat di dinding bangunan itu.” lanjut sang ibu dgn penuh kasih sayang.


Si anak kemudian menghampiri & memeluk ibunya sambil berkata, “Terima kasih ibu, engkau telah membuat aku percaya diri & bangga mempunyai ayah seorang tukang batu..”

Si ayah yg mendengar percakapan mereka kemudian masuk & berkata kepada mereka
“Terima kasih kalian telah membuat hidup ayah sgt berarti” kata si ayah sambil menyeka air mata nya.

Sahabatku..
Semua orang harus bangga dengan pekerjaannya selain itu yang lebih penting lagi, ”Dunia tdk menuntut kita untuk menjadi seorg arsitek/presiden/politikus/DPR/ilmuwan,dll.

“Untuk kebahagiaan, Dunia hanya menuntut kita agar menjadi seorg yg terbaik pada apa pun yg anda kerjakan, apapun profesi & pekerjaan kita, yg penting HALAL, lakukanlah dgn penuh suka cita & rasa bangga”

Dan yang terpenting, dukungan, dorongan semangat & DOA dr seorang istri sangat dibutuhkan untuk membuat suami lebih kreatif, bisa berhasil & semakin maju, apapun profesinya, tanpa menuntut lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar