Jumat, 18 Oktober 2013

Menukar yang Berharga

Untuk memperingati ultah pernikahan mereka, sepasang suami istri makan malam di sebuah restoran. Semua berjalan dgn lancar, makanan enak, suasana romantis, mereka bicara tentang hal-hal menyenangkan & bernostalgia. Ketika hendak membayar tagihan, sang istri terkejut melihat ada kesalahan sebesar 10 ribu rupiah. Ia menanyakan hal tersebut & mendapat jawaban yang tidak memuaskan dari si pelayan.



Sang suami memilih untuk mengajak istrinya pulang saja, tidak usah diperdebatkan. Namun, di dlm mobil, sang istri tetap mengomel, termasuk kepada suaminya yang menurutnya tidak membela dirinya. Malam yang sedianya indah itu mendadak jadi tegang. Saat itulah, suaminya berkata, "Sayang, sadarkah bahwa kamu sudah menukar sukacita & keindahan malam ini hanya dengan 10rb ?"



Berapa banyak kita sering bersikap demikian. Sukacita kita "tukar" dengan ucapan seseorang bahkan orang. 10 tahun persahabatan dihapus hanya oleh 10 menit perselisihan. 10 tahun kerjasama yang baik hancur oleh masalah uang sekian juta. Hubungan keluarga putus oleh masalah rupiah. Banyak hal besar & penting tanpa sadar kita tukar begitu saja dengan hal-hal yg nilainya sebenarnya sama sekali tak sebanding.

Tanpa sadar kita bisa bertindak seperti Esau yg menukar hak kesulungannya dengan semangkuk kacang merah. Esau pada akhirnya hanya bisa menyesal karena telah menyia-nyiakan hal penting karena hal kecil, banyak orang juga pada akhirnya hanya bisa menyesal saat perselisihan telah terjadi, hubungan telah rusak & sukacita menjadi hilang.
Berapa banyak konflik & kemarahan yg kita rasakan sebenarnya hanya terjadi karena hal yang tak layak & tak penting seperti itu. Sesungguhnya saat kita marah karena hal2 seperti kebiasaan, sikap atau ucapan seseorang sampai membuat hubungan kita dengannya menjadi rusak, maka kita sudah menukar posisi orang itu dengan hal2 tadi. Layakkah??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar